Kompas Cyber Media
Minggu, 6 Juni 2003
Kemungkinan hadirnya badai taufan dan banjir bandang akibat fenomena La Nina bakal meningkat, namun inkarnasi dari pasangannya, El Nino, akan segera berakhir. Demikian diungkapkan para ahli cuaca PBB.
Menurut pernyataan Organisasi Meteorologi Dunia (World Meteorological Organization) PBB, El Nino tahun 2002-2003 telah berakhir. Meski tidak separah El Nino tahun 1997-1998 sebelumnya yang menyebabkan kerugian hingga 34 milyar dollar AS, El Nino terakhir ini telah membawa kekeringan di Australia, Afrika bagian selatan, dan kenaikan temperatur di Asia.
Bila El Nino tiba --fenomena ini terjadi setiap empat atau lima tahun sekali-- maka perairan Pasifik bagian timur akan naik suhunya secara abnormal sehingga mengacaukan pola hujan dan angin di wilayah sekitarnya.
Sedangkan pada La Nina, yang biasanya membawa cuaca basah, kenaikan temperatur terjadi di Pasifik barat, sementara Pasifik timur lebih dingin. Nah, yang terjadi saat ini adalah suhu di Pasifik timur lebih dingin satu derajat Celcius di bawah normal, ungkap WMO.
Sejauh ini belum pasti apakah penurunan suhu sejak Mei tersebut merupakan fluktuasi bulanan atau akan menjadi fenomena La Nina. Paling tidak butuh sebulan atau dua bulan guna memastikannya.