Kompas Cyber Media
Rabu, 9 Juni 2003
Mungkin tidak ada industri di dunia yang begitu kompleks dan cepat berubah seperti bisnis perbankan dan finansial. Kebanyakan yang sukses di sini memiliki bagian khusus untuk menciptakan sense dan mengurus semua informasi pasar.
Dari laporan Wall Street Journal tiap pagi akan tampak gencarnya informasi dan analisis bisnis perbankan. Lalu, apalagi senjata yang bisa dijadikan suplemen berkompetisi di bisnis ini? Ternyata teknologi yang tak bisa dibilang baru lagi, Geo-Informasi atau GIS (Geographic Information System) yang biasanya diimplementasikan di bidang geodesi dan pertambangan, menjadi menarik dan baru jika dimanfaatkan oleh bisnis perbankan. GIS membantu memvisualisasikan situasi pasar, analisis data, dan membangun model realistis yang dapat memprediksikan bagaimana perubahan terjadi yang berdampak pada strategi bisnis.
Ilustrasi tulisan ini melukiskan bagaimana Chase Manhattan Bank yang berpusat di New York, AS dengan asset 300 miliar dollar AS memanfaatkan GIS untuk sebuah lokasi cabangnya di area urban mikromarket (micromarket). Dan bagaimana GIS dapat secara langsung menggambarkan peluang pasar dengan fokus kepada populasi orang di siang hari.
Chase Bank adalah juga pemimpin pasar di industri perbankan di negara bagian New York, AS, di mana deposit dan produk investasi dijual lewat kantor cabang mereka di pasar urban dan sub-urban. Agar selalu memimpin pasar, Chase secara regular melakukan evaluasi performa dan potensi setiap lokasi kantor cabang di mana evaluasi dengan menggunakan GIS untuk memperlihatkan beberapa hal menarik tentang customer base dan mengidentifikasikan peluang pasar yang tak terlihat selama ini.
GIS yang diimplementasikan di sini terlibat dalam mendefinisikan area perdagangan di seputar kantor, mengukur potensi pasar di area tersebut, dan identifikasi kompetitor terdekat. Dalam memulai prosesnya, Chase menggunakan peta ArcView GIS yang di dalamnya sudah termasuk data-data sensus berikut batasannya, sebaik teknologi physical geography yang diterapkan pada ilustrasi jalan raya maupun peta biasa. Sensus digunakan untuk menggambarkan blok-blok bangunan di area tersebut dan dilanjutkan dengan membagi beberapa framework untuk ditambahkan dengan data analisis potensi. Selanjutnya lokasi-lokasi kompetitor ditambahkan di dalamnya.
Sekarang, GIS siap mendefinisikan area yang akan menjadi pasar potensial kantor cabang bank tersebut, dengan memberikan tambahan informasi penting, yaitu melukiskan letak kantor dan alamat seluruh nasabahnya. Dalam hal ini daftar alamat nasabah pun telah di-grading dengan high-value customers maupun loyal-customers sebagai urutan teratas.
Dari sini, selanjutnya Chase dapat melihat 64 % nasabahnya bekerja ataupun tinggal di seputar area sensus dan 36 % berada di luar area di mana mereka datang bekerja di area tersebut pada pagi hari dan keluar area di sore hari. Jadi analisis ini menunjukkan populasi orang di siang hari merupakan potensi pasar yang signifikan.
Analisis berikutnya adalah melihat data waktu malam untuk rumah tangga dan populasi seputar area dan keberadaan maupun kesibukan mesin-mesin ATM-nya. Lalu terlihat oleh Chase 36.000 rumah tangga memiliki potensial deposit 1,5 miliar dollar AS. Dan dengan lokasinya sekarang, kantor cabang Chase ini telah secara baik melayani 8.000 rumah tangga.
Namun, analisis waktu siang menggambarkan tambahan populasi 14.000 orang yang merupakan pekerja di dua buah rumah sakit besar di area tersebut. Lebih dari itu GIS melukiskan dari 14.000 orang pekerja mendapat potensi deposit lebih dari 0,5 miliar dollar.
Terakhir, analisis yang dibutuhkan adalah lokasi kompetitor untuk melihat sebaik apa kompetitor memposisikan lokasinya untuk peluang pasar ini. Ternyata, salah satu kompetitor Chase di area ini, yaitu York Bank memiliki lokasi lebih strategis yang kantornya berada di persimpangan antara tiga blok perumahan dan perkantoran. Jelas di bisnis perbankan hal ini sangat menguntungkan.
Akhirnya, sebagai hasil akhir analisis, Chase melakukan beberapa cara untuk mengkapitalisasi peluang tersebut. Pertama, merelokasi kantor cabang sedekat mungkin dengan target pasar atau mendekatkan diri dengan kompetitor. Dari cara pertama ini, Chase merekomendasikan departemen real estate-nya untuk mulai mencari informasi harga properti. Kedua, membangun rencana pemasaran komprehensif dengan menciptakan hubungan kerjasama dengan dua institusi rumah sakit di area tersebut. Mungkin saja dengan membuka kantor kas kecil di dalam area rumah sakit. Ketiga, menambah atau membangun fasilitas ATM baru, namun hal ini belum tentu dapat menjaring deposan besar, dan secara volume pun deposan kecil belum tentu ikut menabungkan uangnya di Chase.
Apa pun pilihannya, terbukti GIS dapat menjadi pemain utama untuk membawa situasi kompetisi menjadi lebih terang yang membuat Chase tidak hanya terpaku pada established customer di populasi tetapnya, tapi dapat melihat peluang signifikan dengan analisis tajam terkonsentrasi pada para pekerja rumah sakit.
Adi Nugroho, Network & Communication Manager sebuah perusahaan di Jakarta